2010-01-13

Doa dalam keraguan?

Cerita menggelikan ini kudengar ketika duduk dibangku SMA dulu. Cerita yang akhirnya tertulis begitu dalam di relung-relung hati. Cerita yang meskipun naif, namun bermakna sangat dalam.

Kisah nyata dari seseorang yang dalam episode hidupnya sempat ia lewati dalam penjara. Bermula dari hal yang sepele. Lelaki itu kehabisan odol dipenjara. Malam itu adalah malam terakhir bagi odol diatas sikat giginya. Tidak ada sedikitpun odol yang tersisa untuk esok hari.

Dan ini jelas-jelas sangat menyebalkan. Istri yang telat berkunjung, anak-anak yang melupakannya dan diabaikan oleh para sahabat, muncul menjadi kambing hitam yang sangat menjengkelkan. Sekonyong-konyong lelaki itu merasa sendirian, bahkan lebih dari itu : tidak berharga !

Tertutup bayangan hitam yang kian membesar dan menelan dirinya itu, tiba-tiba saja pikiran nakal dan iseng muncul. Bagaimana jika ia meminta odol pada TUHAN ?Berdoa untuk sebuah kesembuhan sudah berkali-kali kita dengar mendapatkan jawaban dari-NYA.

Meminta dibukakan jalan keluar dari setumpuk permasalahanpun bukan suatu yang asing bagi kita. Begitu pula dengan doa-doa kepada orang tua yang telah berpulang, terdengar sangat gagah untuk diucapkan. Tetapi meminta odol kepada Sang Pencipta jutaan bintang gemintang dan ribuan galaksi, tentunya harus dipikirkan berulang-ulang kali sebelum diutarakan. Sesuatu yang sepele dan mungkin tidak pada tempatnya.

Tetapi apa daya, tidak punya odol untuk esok hari –entah sampai berapa hari- menjengkelkan hatinya amat sangat. Amat tidak penting bagi orang lain, tetapi sangat penting bagi dirinya.Maka dengan tekad bulat dan hati yang dikuat-kuatkan dari rasa malu, lelaki itu memutuskan untuk mengucapkan doa yang ia sendiri anggap gila itu.

Ia berdiri ragu-ragu dipojok ruangan sel penjara, dalam temaram cahaya, sehingga tidak akan ada orang yang mengamati apa yang ia lakukan. Kemudian dengan cepat, bibirnya berbisik :

“TUHAN, Kau mengetahuinya aku sangat membutuhkan benda itu”.

Doa selesai. Wajah lelaki itu tampak memerah. Terlalu malu bibirnya mengucapkan kata amin. Dan peristiwa itu berlalu demikian cepat, hingga lebih mirip dengan seseorang yang berludah ditempat tersembunyi. Tetapi walaupun demikian ia tidak dapat begitu saja melupakan insiden tersebut. Sore hari diucapkan, permintaan itu menggelisahkannya hingga malam menjelang tidur.

Akhirnya, lelaki itu , walau dengan bersusah payah- mampu melupakan doa sekaligus odolnya itu.Tepat tengah malam, ia terjaga oleh sebuah keributan besar dikamar selnya.

“Saya tidak bersalah Pak !!!”, teriak seorang lelaki gemuk dengan buntalan tas besar dipundak, dipaksa petugas masuk kekamarnya,

” Demi TUHAN Pak !!! Saya tidak salah !!! Tolong Pak…Saya jangan dimasukin kesini Paaaaaaaaak. .!!!”

Sejenak ruangan penjara itu gaduh oleh teriakan ketakutan dari ‘tamu baru’ itu.“Diam !!”, bentak sang petugas,

”Semua orang yang masuk keruangan penjara selalu meneriakkan hal yang sama !! Jangan harap kami bisa tertipu !!!!”
“Tapi Pak…Sssa..”

Brrrraaaaang !!!!Pintu kamar itu pun dikunci dengan kasar. Petugas itu meninggalkan lelaki gemuk dan buntalan besarnya itu yang masih menangis ketakutan.Karena iba, lelaki penghuni penjara itupun menghampiri teman barunya. Menghibur sebisanya dan menenangkan hati lelaki gemuk itu. Akhirnya tangisan mereda, dan karena lelah dan rasa kantuk mereka berdua pun kembali tertidur pulas.

Pagi harinya, lelaki penghuni penjara itu terbangun karena kaget. Kali ini karena bunyi tiang besi yang sengaja dibunyikan oleh petugas. Ia terbangun dan menemukan dirinyanya berada sendirian dalam sel penjara. Lho mana Si Gemuk, pikirnya.

Apa tadi malam aku bemimpi ? Ah masa iya, mimpi itu begitu nyata ?? Aku yakin ia disini tadi malam.

“Dia bilang itu buat kamu !!”, kata petugas sambil menunjuk ke buntalan tas dipojok ruangan. Lelaki itu segera menoleh dan segera menemukan benda yang dimaksudkan oleh petugas. Serta merta ia tahu bahwa dirinya tidak sedang bermimpi.

“Sekarang dia dimana Pak ?”, tanyanya heran.“Ooh..dia sudah kami bebaskan, dini hari tadi…biasa salah tangkap !”, jawab petugas itu enteng, ”saking senangnya orang itu bilang tas dan segala isinya itu buat kamu”.

Petugas pun ngeloyor pergi.Lelaki itu masih ternganga beberapa saat, lalu segera berlari kepojok ruangan sekedar ingin memeriksa tas yang ditinggalkan Si Gemuk untuknya.Tiba-tiba saja lututnya terasa lemas.

Tak sanggup ia berdiri. “Ya..TUHAAANNN !!!!”, laki-laki itu mengerang. Ia tersungkur dipojok ruangan, dengan tangan gemetar dan wajah basah oleh air mata. Lelaki itu bersujud disana, dalam kegelapan sambil menangis tersedu-sedu. Disampingnya tergeletak tas yang tampak terbuka dan beberapa isinya berhamburan keluar.

Dan tampaklah lima kotak odol, sebuah sikat gigi baru, dua buah sabun mandi, tiga botol sampo, dan beberapa helai pakaian sehari-hari.

Kisah tersebut sungguh-sunguh kisah nyata. Sungguh-sungguh pernah terjadi. Dan aku mendengarnya langsung dari orang yang mengalami hal itu. Semoga semua ini dapat menjadi tambahan bekal ketika kita meneruskan berjalan menempuh kehidupan kita masing-masing. Jadi suatu ketika, saat kita merasa jalan dihadapan kita seolah terputus.

Sementara harapan seakan menguap diganti deru ketakutan, kebimbangan dan putus asa.Pada saat seperti itu ada baiknya kita mengingat sungguh-sungguh bahkan Odol pun akan dikirimkan oleh Surga bagi siapapun yang membutuhkannya.

Apalagi jika kita meminta sesuatu yang mulia. Sesuatu yang memuliakan harkat manusia dan IA yang menciptakan mereka.

Seperti kata seorang bijak dalam sebuah buku : “Seandainya saja engkau mengetahui betapa dirimu dicintai-NYA, hati mu akan berpesta pora setiap saat” (selesai).


Dari Djodi Ismanto

2010-01-05

Sosial Media, Mengatur Sebuah Kebebasan

Setiap kegiatan komunikasi, memerlukan strategi dan taktik yang pas, sesuai situasi bisnis yang dihadapi perusahaan. Pastinya, strategi ini diperlukan untuk membantu perusahaan mencapai sasaran bisnisnya. Di tahap awal, ukuran keberhasilan dan sasaran kegiatan komunikasi melalui social media memang belum bisa disamakan dengan media komunikasi tradisional, seperti TV, Koran, radio, dan lainnya. Tapi, secara terintegrasi perusahaan bisa mengaitkan kegiatan social media ini dengan strategi bisnisnya.

Ada komponen dasar – seperti dipaparkan dalam buku SocialCorp — yang perlu dipahami terlebih dahulu, agar program social media yang dilakukan perusahaan dapat berhasil sesuai sasaran.

1. Social media platform : menentukan audience yang tepat, pesan yang akan disampaikan, spokesperson yang sesuai.

2. Social network strategy : Melakukan evaluasi terhadap social media yang ada, seperti Twitter, Facebook, MySpace, dan lainnya, sebagai ‘kendaraan’ yang dipilih perusahaan.

3. Cross-functional implementation : Membuat framework dan proses untuk memastikan bahwa semua fungsi yang relevan di perusahaan berpartisipasi dalam pembuatan, pelaksanaan dan pengelolaan jangka panjang inisiatif kegiatan social media.

4. Tools review : Analisa dan pilih social media tools yang sesuai dengan sasaran perusahaan dan bisa diintegrasikan dengan situasi-kondisi sistem teknologi informasi di dalam perusahaan.

5. Editorial/content strategy : pesan-pesan yang ringan namun secara tepat mampu menerjemahkan pesan perusahaan/ pemasaran.

6. Training : Melakukan pelatihan untuk semua level di dalam organisasi, mengenai strategi media social, filosofi, dan etika serta pemanfaatan social media itu sendiri.

7. Policies : Menyiapkan kode etik pemanfaatan media sosial yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Ini untuk mengurangi risiko, serta untuk memastikan kepatuhan para pelaku social media. Ini penting, karena pada dasarnya setiap individu di dalam perusahaan bisa membuat akun dan melakukan kegiatan social media.

8. Social media analysis : Menyimak kegiatan social media yang dilakukan pesaing, influencers (seperti blogger, dan lainnya) juga rekanan bisnis perusahaan.

9. Social media council : Menyiapkan in-house team yang secara khusus bertugas untuk me-review, merekomendasi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan program social media.

10. Measurement : Menyiapkan metode untuk mengevaluasi inisiatif kegiatan social media secara regular.

Yang pasti, strategi social media sebenarnya tidaklah kompleks. Hanya, karena ini relatif masih baru, jadi memerlukan transformasi dari pemikiran tradisional, kreatifitas khusus, pemahaman tentang tools-nya sendiri, serta etika dalam menjalaninya. Dan tentunya, perlu menyeimbangkan antara nilai-nilai ’murni’ social media – yang cenderung bebas dan tak terkontrol – dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan yang mesti dikendalikan.


Diambil dari Ventura Elisawati

Perbedaan Cara Pandang

Sebuah gelas yang berisi setengah, memiliki makna banyak didalamnya. Ketika saya bertanya kepada peserta training disebuah dealer besar Mitsubishi di daerah Pluit dan Serang beberapa waktu lalu , seseorang diantara mereka mengatakan bahwa gelas itu berisi setengah kosong. Seseorang yang lain diantara mereka mengatakan gelasnya berisi setengah penuh. Bahkan ada seseorang diantara mereka memetaforkan air dalam gelas tersebut adalah ilmu yang telah kita peroleh sedangkan gelas adalah batas fikiran kita yang masih setengah kosong. Sehingga sebuah kewajiban dari kita untuk mengisi gelas tersebut dengan ilmu yang berguna sehingga suatu saat gelas itu akan menjadi penuh pada masanya.

Ini bukan perkara gelas yang kosong, air ataupun ilmu yang dimetaforkan oleh peserta training Leadership saya. Akan tetapi dalam hal ini, setiap manusia memiliki banyak pilihan dalam memandang gelas tersebut.

Seseorang boleh memilih bahwa gelas itu setengah isi, seseorang boleh memandang bahwa gelas itu setengah kosong.
Semuanya benar.
Tidak salah. Karena persepsi adalah pilihan kita sebagai manusia.

Demikian pula dengan hakikat kehidupan kita di dunia. Tak jarang banyak kejadian yang menganggap kita duka, malahan bagi seseorang itu adalah suka. Tak sedikit perkara yang menurut kita adalah hadiah justru dalam pandangan yang berbeda itu adalah musibah.

Saya jadi teringat dengan Azzam yang diberi hadiah french kiss oleh Aliana dalam film KCB 1, dimana pada saat itu Aliana yang hedonis menganggap bahwa french kiss adalah hadiah luar biasa bagi seseorang yang spesial baginya, namun hal itu dianggap berbeda bagi seorang Azzam yang agamais. jangankan french kiss, bagi seorang Azzam mencium seseorang yang belum menjadi haknya ibarat melecehkan kesucian wanita.

Perbedaan pandangan, itulah yang sering terjadi dalam hidup kita. perbedaan pandangan yang tak jarang berujung pada pertikaian.

Padahal perbedaan pandangan adalah hal yang alamiah dan anugrah. Bukankah setiap orang memandang setiap peristiwa sesuai dengan pilihan hati mereka. Bukankah kita memilih pandangan dalam peristiwa berdasarkan pengalaman keilmuan dan kehidupan yang diterima oleh masing-masing dari diri kita.

Jadi suatu hal yang wajar ketika perbedaan pandangan terjadi ketika menghadapi suatu peristiwa. Sehingga seharusnya perbedaan pandangan justru memperkaya kita dalam memberikan makna dari sebuah peristiwa.Karena kita bisa mengetahui pandangan orang lain dari sudut pengalaman mereka.

Jika kita merasa hidup kita kurang begitu indah karena banyaknya masalah perbedaan pandangan. Marilah kita mulai sekarang tidak lagi untuk menyalahkan pandangan orang lain. Biarlah seseorang memberikan pandangan sebuah peristiwa berdasarkan pengalaman yang pernah dialaminya sehingga kita bisa memperkaya ilmu kita.

Setelah itu barulah hak kita apakah kita mau menerima atau membuangnya atau bahkan meluruskan pandangan yang berbeda jika memang dipandang salah oleh Hukum Negara maupun Agama yang sudah menjadi Universal View atau pedoman.

Namun selama tidak bertentangan bukan hal yang tabu untuk menerima pendapat orang lain terlebih dahulu walau kemudian kita tidak menggunakan nantinya. Bukankah dengan menghargai pendapat orang lain hidup akan semakin indah?

Karena kita pun ingin dihargai pula , bukan?


Diambil dari DJODI ISMANTO

Menyongsong yang Serba Baru

Di halaman 11 Kompas edisi 2 Januari 2010, muncul iklan setengah halaman tentang pencitraan Pertamina. Ada 8 nilai Pertamina yang disampaikan dalam iklan tersebut. Yaitu: Kebanggaan bangsa, Kerja keras, Semangat Baru, World Class Oil Company, Transformasi, Energi Baru, Pertamina Clean. Dan sepertinya Pertamina ingin menonjokkan ”Kerja Keras” ebagai energi mereka dalam berkiprah.

Well, iklan pencitraan kali ini memang bukan hal baru yang dilakukan BUMN migas ini. Setelah beberapa tahun dikabarkan melakukan pelbagai pembenahan manajemen internal mereka, tahun lalu, Pertamina melakukan gebrakan dengan meluncurkan kampanye bertajuk ”mulai dari nol”. Kampanye ini juga diiringi dengan pembenahan wajah dan peralatan SPBU Pertamina, serta peremajaan awak petugasnya.

Saya mencoba menangkap esensi kampanye tersebut, sepertinya Pertamina ingin membangun citra yang baru, yang ”clean”. Karena, bukan rahasia lagi, bahwa di masa lalu, mesin pompa SPBU Pertamina bisa diutak atik. Akibatnya, volume yang tertera di mesin kerap berbeda dengan yang sejatinya masuk ke tangki bahan bakar mobil konsumen. Tentu saja ini merugikan konsumen.

Nah, kampanye ”mulai dari nol” dan stiker SPBU Pertamina PASTI PAS adalah sebagian dari upaya Pertamina mengubah persepsi publik terhadap perusahaan ini. Contohnya, dengan perubahan wajah SPBU, mesin SPBU yang baru, petugas yang muda dan ramah. Dimulai dengan menyapa pelanggan dengan ramah dan helpful, memberikan ’jaminan’ pada pelanggan bahwa volume bahan bakar yang akurat.

Bagi saya — yang sudah berpuluh tahun menjadi pelanggan SPBU Pertamina – perubahan ini memang layak diapresiasi. Namun, harus diakui perubahannya masih belum seragam terjadi di semua SPBU mereka. Ada sebagian SPBU — yang walau tampilan fisiknya sudah baru – tapi layanannya masih gaya lama: senyumnya kecut atau terpaksa dan sapaannya masih wagu.

Apapun, Pertamina sebagai salah satu aset bangsa, yang mestinya jadi kebanggan bangsa yang sesungguhnya, seperti halnya Petronas Malaysia – yang dulunya belajar dari Pertamina – memang harus berubah. Saat ini Pertamina sedang berubah, dan semestinya bisa lebih cepat lagi. Delapan nilai-nilai korporat Pertamina yang diiklankan hari ini masih berupa janji atau komitmen, dan belum sesungguhnya nyata dirasakan. Bagi saya, baru 1 nilai yang berhasil masuk ke benak saya, yaitu : semangat baru. Bagaimana menurut Anda?



Diambil dari Ventura Elisawati