2010-01-05

Sosial Media, Mengatur Sebuah Kebebasan

Setiap kegiatan komunikasi, memerlukan strategi dan taktik yang pas, sesuai situasi bisnis yang dihadapi perusahaan. Pastinya, strategi ini diperlukan untuk membantu perusahaan mencapai sasaran bisnisnya. Di tahap awal, ukuran keberhasilan dan sasaran kegiatan komunikasi melalui social media memang belum bisa disamakan dengan media komunikasi tradisional, seperti TV, Koran, radio, dan lainnya. Tapi, secara terintegrasi perusahaan bisa mengaitkan kegiatan social media ini dengan strategi bisnisnya.

Ada komponen dasar – seperti dipaparkan dalam buku SocialCorp — yang perlu dipahami terlebih dahulu, agar program social media yang dilakukan perusahaan dapat berhasil sesuai sasaran.

1. Social media platform : menentukan audience yang tepat, pesan yang akan disampaikan, spokesperson yang sesuai.

2. Social network strategy : Melakukan evaluasi terhadap social media yang ada, seperti Twitter, Facebook, MySpace, dan lainnya, sebagai ‘kendaraan’ yang dipilih perusahaan.

3. Cross-functional implementation : Membuat framework dan proses untuk memastikan bahwa semua fungsi yang relevan di perusahaan berpartisipasi dalam pembuatan, pelaksanaan dan pengelolaan jangka panjang inisiatif kegiatan social media.

4. Tools review : Analisa dan pilih social media tools yang sesuai dengan sasaran perusahaan dan bisa diintegrasikan dengan situasi-kondisi sistem teknologi informasi di dalam perusahaan.

5. Editorial/content strategy : pesan-pesan yang ringan namun secara tepat mampu menerjemahkan pesan perusahaan/ pemasaran.

6. Training : Melakukan pelatihan untuk semua level di dalam organisasi, mengenai strategi media social, filosofi, dan etika serta pemanfaatan social media itu sendiri.

7. Policies : Menyiapkan kode etik pemanfaatan media sosial yang sesuai dengan kebijakan perusahaan. Ini untuk mengurangi risiko, serta untuk memastikan kepatuhan para pelaku social media. Ini penting, karena pada dasarnya setiap individu di dalam perusahaan bisa membuat akun dan melakukan kegiatan social media.

8. Social media analysis : Menyimak kegiatan social media yang dilakukan pesaing, influencers (seperti blogger, dan lainnya) juga rekanan bisnis perusahaan.

9. Social media council : Menyiapkan in-house team yang secara khusus bertugas untuk me-review, merekomendasi dan mengawasi pelaksanaan kebijakan program social media.

10. Measurement : Menyiapkan metode untuk mengevaluasi inisiatif kegiatan social media secara regular.

Yang pasti, strategi social media sebenarnya tidaklah kompleks. Hanya, karena ini relatif masih baru, jadi memerlukan transformasi dari pemikiran tradisional, kreatifitas khusus, pemahaman tentang tools-nya sendiri, serta etika dalam menjalaninya. Dan tentunya, perlu menyeimbangkan antara nilai-nilai ’murni’ social media – yang cenderung bebas dan tak terkontrol – dengan kebutuhan dan tujuan perusahaan yang mesti dikendalikan.


Diambil dari Ventura Elisawati

Tidak ada komentar:

Posting Komentar